Sabtu, 22 September 2018

4 Metode Pembelajaran Berdasarkan Pemberian Informasi, Yang Keempat Sedikit Asing



1. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.


2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi perhatiannya tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid.
Metode tanya jawab juga dapat menarik minat siswa terhadap pelajaran, mengetahui kualitas siswa, merangsang siswa dan menimbulkan keberanian siswa dalam megemukakan jawaban. Tetapi bagi siswa yang tidak aktif dan tidak memperhatikan, guru terkadang tidak memiliki keterampilan bertanya sehingga tujuan pelajaran tidak tercapai, dapat membuang-buang waktu apabila siswa tidak responsif terhadap pertanyaan.


3. Metode Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri.
Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan.


4. Metode Beyound Center and Circle Time ( BCCT)

BCCT yaitu konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hasilnya : peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mencoba sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat sekarang dan kelak.

Demikian pembahasan mengenai metode pembelajaran berdasarkan pemberian informasi semoga dapat membantu dan bisa bermanfaat.




3 Tipe pembelajaran kooperatif



1. Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)

Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.


2. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Dengan menggunakan model ini, siswa tidak hanya sekedar paham konsep yang diberikan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya, belajar mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat teman, rasa kepedulian pada teman satu kelompok agar dapat menguasai konsep tersebut, siswa dapat saling berbagi ilmu dan informasi, suasana kelas yang rileks dan menyenangkan serta tidak terdapatnya siswa yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran karena semua siswa memiliki peluang yang sama untuk tampil menjawab pertanyaan.


3. Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray  (TS-TS) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik.

Demikian pembahasan mengenai tipe pembelajaran kooperatif semoga dapat membantu dan bisa bermanfaat.


Rabu, 19 September 2018

Strategi Pembelajaran Kooperatif




Pengertian
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa dan kelompok tersebut bersifat heterogen serta saling bantu-membantu antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam mempelajari materi-materi pelajaran yang diberikan agar memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.

Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.
Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi dengan sesama siswa juga.

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
1. Fase Pertama
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Guru mengklasifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena siswa harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
2. Fase kedua
Menyajukan informasi
Guru menyampaikan informasi, dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
3. Fase ketiga
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok, guru juga menjelaskan bahwa siswa harus saling bekerja sama didalam kelompok. Penyelesaian tugas kelompok merupakan tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.
4. Fase keempat
Membimbing kelompok
Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah ditunjukkan.
5. Fase kelima
Evaluasi
Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
6. Fase keenam
Memberikan penghargaan
Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada siswa. Variasi struktur reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain.

Demikian pembahasan mengenai strategi pembelajaran kooperatif, semoga dapat membantu dan bisa bermanfaat.


Langkah Langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri



Pengertian
strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa.


Prinsip Pembelajaran Inkuiri
1.Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
2. Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
3. Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai “penanya” Mengembangkan sikap kritis siswa dengan selalu mempertanyakan segala fenomena yang ada.
4. Belajar untuk Berpikir
Belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak secara optimal.
5. Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya secara terbuka.


Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri
1. Orientasi
Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
3. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.

Demikianlah uraian singkat mengenai langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri. Semoga dapat dipahami dan bisa bermanfaat.


Selasa, 18 September 2018

Perbedaan strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran



Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.



Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang pertama kali diterapkan oleh para guru. Dalam metode ini, guru menyelenggarakan proses pembelajaran secara lisan, artinya guru menjelaskan secara lisan materi yang harus dipelajari Oleh anak didik.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab.
Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu.


Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.


Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi.


Senin, 17 September 2018

6 Perbedaan Pendidikan Di Indonesia dan Di Jepang




Pendidikan menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan dan kemajuan suatu negara. Contohnya negara Jepang. Negara yang menjajah Indonesia dan porak-poranda akibat kalah dalam perang Dunia II ini sekarang menjadi negara yang sangat pesat dan maju dalam berbagai bidang.
Semua itu tidak lepas dari sistem pendidikan yang diterapkan, kesadaran masyarakat Jepang dan didikan orang tua akan pentingnya pendidikan.
Di Jepang sistem pendidikan sangat diperhatikan secara detail, kita pun harus banyak belajar dari Jepang, karena banyak hal positif yang perlu kita tiru. 6 perbedaan antara Jepang dengan Indonesia dalam sistem pendidikan adalah sebagai berikut:


Etika dan Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan sistem pendidikan yang paling mencolok antara Indonesia dan Jepang. Selain itu, etika juga menjadi salah satu hal yang semakin diperkuat dalam sistem pendidikan Jepang. Di Indonesia kedisiplinan sangatlah kurang dan sangat sulit sekali untuk diterapkan, bahkan dalam hal etika pun di Indonesia mengalami kemerosotan.


Kemampuan Belajar Siswa

Di Indonesia guru lebih memiliki kecenderungan melihat pada faktor individu pada muridnya. Sedangkan di Jepang sehebat dan sepintar apapun siswa, jika ia tidak mampu bekerja sama dengan temannya, maka guru bisa saja tidak meluluskannya.


Mata Pelajaran

Mata pelajaran di Jepang lebih sedikit, oleh karena itu siswa bisa lebih fokus dalam belajar dan tidak merasa tertekan dalam pelajaran. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia banyaknya mata pelajaran terkadang membuat siswa merasa tertekan, stres dan bosan.


Penekanan Pada Siswa

Di Indonesia mulai dari tingkat SD sampai tingkat atas selalu dihadapkan dengan hafalan. Sedangkan di Jepang, siswa diajarkan untuk bisa berpikir kritis dalam kegiatan belajar mengajar.


Jam Sekolah

Jam belajar di Indonesia umunya adalah pukul 07.00 sampai 01.00 siang. Sedangkan di Jepang dimulai pukul 09.00 sampai 04.00 sore.


Transportasi

Di Indonesia saat ini hampir kebanyakan anak sekolah membawa kendaraan motor roda dua ke sekolah. Bahkan sebagian anak pejabat di kota-kota ada yang membawa mobil. Di Jepang mulai dari sekolah dasar sampai tingkat atas dilarang keras menggunakan kendaraan bermotor, baik roda dua atau roda empat ke sekolah.

Itulah sebagian dari perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan sistem Pendidikan di Jepang. Dari sini kita bisa ketahui mengapa negara Jepang bisa maju.

Macam-macam strategi pembelajaran



Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan.
strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain secara khusus (baik metode, pemanfaatan berbagai sumber daya) untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berikut adalah macam macam strategi pembelajaran beserta bahasannya:


Strategi Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru karena dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik siswa.


Contextual teaching learning (CTL)

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
Pembelajaran kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, lingkungan, atau tempat-tempat lainnya. Yang mengharuskan guru kreatif memilih serta mendesain linkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, dll.


Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokan, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.
Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain.


Strategi pembelajaran sangat bervariasi untuk diterapkan oleh setiap guru. Yang terpenting adalah guru mempunyai strategi pembelajaran yang tepat, berlandaskan ilmu, dan strategi itu mencapai kompetensi siswa yang diinginkan.